Indonesia merupakan negara nomor satudunia dalam hal memiliki lahan perkebunan sawit dandampak sawit bagi produsen CPO di susul malayasia. Peluang Indonesia menjadi negara Raksasa Penghasi CPO bukan sekedar isapan jempol, tetapi merupakan kenyataan yang harus kita syukuri. Banyak negara-negara yang iri hati bahkan tidak suka kalau Indonesia menjadi Raksasa yang menguasai komuditas sawit/CPO apa lagi produk turunannya yang bernilai tambah (value added) ekonomi yang sangat tinggi. Negara-negara yang tidak suka itu secara sengaja menjelek-jelekan dampak perkebunan sawit dengan membayar LSM asing dan lokal dengan tujuan agar industri minyak nabati yang selama ini mereka hasilkan dari bunga matahari, soybean, tidak tersaingi sawit/CPO. Padahal untuk meproduksi satu ton minyak nabati dari bahan bunga matahari, soybean dibutuhkan 20 hektar dan ketika dipanen harus dibabat habis, tanah kembalu gundul, gersang dan menghasilkan CO yang besar, sedangkan satu tom minyak nabati dari sawit dibutuhkan hanya dua hektar, dipanen dengan memanen TBS tanpa ada pembabatan dan menjamin tidak ada penggundulkan tanah. Jangan lagi kita mau dibodohi oleh orang asing...! mereka tidak suka kalau Indonesia maju, modern, berdaulat dalam bidang ekonomi, pangan.......
Selasa, 23 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar